Menuju Bapak-Bapak

Tahun 2020 ini rasanya bisa dikatakan sebagai tahun yang tough, penuh tantangan, dan ketidakpastian, yang mungkin dirasakan semua penduduk bumi saat ini. Banyak perubahan baru yang dirasakan setiap orang, apalagi ditambah masa resesi yang mulai dialami beberapa Negara, termasuk Indonesia. Di tulisan sebelumnya, saya juga sempat sharing beberapa solusi praktis untuk tetap relevan dimasa sekarang seperti: beberapa resources belajar dari rumah dan tips agar tetap tenang dari kacamata akhirat.


Melanjutkan cerita sebelumnya tentang perubahan-perubahan baru, di awal bulan Juli ini, saya akhirnya telah resmi meninggalkan kota Jakarta –kota yang hampir 4 tahun terakhir menjadi tempat menetap untuk mencari nafkah, lengkap dengan cerita susah dan senangnya –dan kini kembali ke kampung halaman tercinta. Tentu ini adalah sebuah keputusan besar dan tidak mudah, namun tetap harus dijalani karena ini rencana bersama setelah menikah.


Singkat cerita, perjalanan ke kampung halaman yang sebenarnya sempat tertunda satu bulan, akhirnya terlaksana juga. Persiapan perjalanan yang tidak mudah karena banyak penerbangan domestik yang ditunda, mobilitas yang terbatas karena status PSBB di Jakarta dan persyaratan penerbangan sipil yang super ribet karena harus test rapid yang butuh antri berjam-jam dan berlaku cuma 7 hari. Alhamdulillah ala kulli haal, segala puji bagi Allah dalam setiap kondisi, perjalanan kami lumayan lancar tanpa kendala berarti, dan akhirnya bisa bertemu dengan keluarga disini (setelah karantina, tentunya) dan memulai beradaptasi lagi.


Setelah beberapa bulan disini, dengan segala aktivitas rumah tangga baru kami, saya mulai merasakan dinamika seorang bapak-bapak sesungguhnya. Kini harus membiasakan diri untuk memperbaiki pompa air dirumah ketika airnya macet, beli bahan material di toko bangunan, memasang tali jemuran, memasang tabung gas, dan hal-hal teknis lainnya. Tapi rasanya menyenangkan, I enjoyed this process, these new habits. Tentu masih banyak hal yang perlu dipelajari, hal-hal teknis dan soft skill baru, seperti belajar berempati, mendengarkan, manage ekspektasi dan lainnya yang masih banyak lagi. Semoga Allah memberikan pertolongan untuk bisa menunaikan hak semua pihak dengan baik. Aamiiin!


Percayalah, setelah menikah hidup tidak akan sama seperti dulu lagi. Setidaknya sudah tidak lagi bikin kopi sendiri atau makan indomie tengah malam sendirian karena sudah ada temennya hehe. Tapi, tentu menikah tidaklah sesederhana itu, ada tanggung jawab besar dibaliknya yang kelak akan kita pertanggungjawabkan.  Akan ada kejutan-kejutan seru dengan segala dinamikanya yang akan membuat hidup lebih hidup. Sekali lagi, Semoga Allah memberikan pertolongan kepada kita agar bisa menunaikan hak semua pihak dengan baik, dan dimudahkan menjalani hari-hari ibadah bersama dengan maksimal.


Untuk beberapa teman yang juga baru saja menikah di bulan ini, barakallahu laka wa baraka alayka wa jama’a wa baynakuma fii khayr, dan selamat menjadi bapak-bapak, enjoy it, semoga nanti perutnya tetap sixpack dan gak membesar ya!


#menujubapakbapak


Komentar

Postingan Populer