Tentang Pola dan Mayoritas Manusia



Bismillahirrahmanirrahim

I’m back with #UstNuzulDzikriSeries jilid 2. Kali ini insha Allah akan sedikit share salah satu takeaways dalam kajian Ust Nuzul Dzikri sabtu malam yang mungkin bisa bermanfaat paling tidak untuk diri sendiri. Ini tentang poin penting, konsep dasar dan bisa dibilang key of success seseorang dalam dunia ilmu. Sebuah konsep yang ketika saya pertama kali mendengar dari lisan beliau (hafidzahullahu ta'ala) saya langsung flashback ke jaman kuliah dulu yang sebenarnya konsep ini sudah sering saya dengar.

Poin itu adalah:

Kerja keras dan mengikuti pola.

Pada dasarnya jika kita ingin benar-benar berhasil menjadi penuntut ilmu sejati, kita perlu memiliki karakter ini. Tentunya setelah foundation yang benar (niat yang ikhlas karena Allah, dan mengikuti adab-adab penuntut ilmu), poin kerja keras ini juga menjadi salah satu penentu kita akan berhasil survive atau tidak.  Karena sejatinya ilmu itu perlu dikejar, kita tidak boleh pasif dalam mengejarnya. Seperti yang juga pernah saya bahas dalam tulisan sebelumnya, bahwa pernah dijelaskan oleh Imam Syafi'i rahimahullah: analogi seorang penuntut ilmu itu bagaikan seorang ibu yang kehilangan anak satu-satunya. Tentu dia akan mengeluarkan effort sekuat tenaga dan semaksimal mungkin untuk menemukan anaknya yang hilang itu. Masya Allah. 

Karena orang yang menuntut ilmu itu punya banyak sekali keutamaan –yang mana bab tentang ini khusus dibahas hampir satu tahun lamanya di kajian Ust Nuzul, –kita perlu terjun langsung dan mengambil manfaat dari ilmu dan ahli ilmu. Apa saja keutamaan2nya? Masya Allah banyak sekali, akan kepanjangan jika saya tuliskan semua disini (atau bisa dibaca langsung dalam kitabnya yang sekarang sudah banyak dijual). Beberapa contoh keutamaan penuntut ilmu:

1. Tidak mudah galau, karena ia tahu jalan yang benar dan tujuan akhirnya kemana.
2. Janji dari Allah dimana dosa-dosanya akan diampuni selama ia menuntut ilmu.
3. Ikan-ikan dilaut beristighfar untuknya (bukan cuma dilaut, tapi juga sungai-sungai dan perairan2 lainnya yang bisa dibayangkan banyaknya.)
4.  Malaikat mendoakan kebaikan untuknya
5. Pahala yang terus mengalir (ilmu yang bermanfaat)

Dan masih banyak lagi. Keutamaan-keutamaan yang sayang sekali kalau kita tidak involve dalam dunia ini. Dengan ilmu kita mampu mengurai masalah-masalah kita di dunia, bukankah masalah yang kita hadapi tak kunjung selesai karena kita tidak tahu ilmu untuk mengatasinya.
Seperti Allah firmankan dalam surat Al Kahfi ayat 68:

وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَىٰ مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا 
Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" 
Nah, untuk itu kita perlu benamkan dalam pikiran kita konsep “No Pain No Gain” supaya bisa termasuk dalam orang orang yang berhasil seperti para salafus shalih rahimahullah. Selain itu, poin kedua yang perlu kita juga catat adalah:

Mengikuti pola belajar para salafus shalih.

Kenapa mereka yang dijadikan contoh? Karena konsep dan pola mereka sudah terbukti berhasil tidak hanya untuk diri mereka sendiri (dengan berhasil menjadi ahli ilmu, fiqh atau hadist, yang bermanfaat dimana banyak kitab yang dijadikan rujukan seluruh umat islam sampai saat ini), tapi juga pola mereka terbukti berhasil membawa islam dalam masa kejayaannya saat itu.
Salah satu pola yang menjadi kunci keberhasilan mereka yaitu: metode belajar bertahap dan tidak lompat-lompat atau random dalam menuntut ilmu. Semuanya bertahap, bahkan dikatakan bahwa para salafus shalih dahulu jika belajar satu ayat mereka tidak akan lompat ke ayat berikutnya sampai mereka mengamalkan terlebih dahulu. Ini penting apalagi saat ini dengan banyaknya dan terbukanya pintu-pintu ilmu di jaman ini, kita akan sulit jika belajar satu topik ke topik lain tanpa selesai dan paham di topik tertentu. Ini juga yang menjadi kritik buat saya dimana awal-awal dulu suka mencari kajian di setiap masjid di Jakarta dengan tema yang berbeda-beda tanpa ada pola atau mungkin kitab yang membahas suatu ilmu. Hadanallah wa iyyakum ajma'in.

Itulah sunnatullah yang sudah Allah tetapkan didunia, jika kita mau dan ikuti pola ini, dengan izin Allah kita akan berhasil seperti mereka. Diri ini bodoh dan perlu terus belajar, jangan sampai kita terpedaya oleh dunia yang lebih hina dari bangkai kambing ini. Jangan sampai kita mengikuti mayoritas manusia, karena kalau kita ikut mayoritas manusia kita akan disesatkan, seperti firman Allah:

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (Q.S Al-An’am : 116)

Semoga Allah selalu memudahkan kita untuk menuntut ilmu dengan semangat, dengan konten yang benar dan mengikuti pola-pola dari mereka yang terbaik. 

Dan terakhir, karena sebentar lagi bulan suci Ramadhan tiba, semoga kita bisa dipertemukan dengan kondisi lebih baik dan sudah siap 'bertarung' berlomba dalam kebaikan. Semoga kita di Ramadhan ini menjadi salah satu dari orang2 yang diampuni dan dibebaskan dari api neraka nya Allah Jalla Jalaluhu. Aaamiin allahumma aamiin.

Manusia kebanyakan itu lalai mengingat Allah (credit:pexel)
#UstNuzulDzikriSeries

Komentar

Postingan Populer