My First Winter and Climate Crisis

Selain topik solidarity economy seperti yang ditulis di post sebelumnya, topik hangat yang sering menjadi pembicaraan di kelas adalah isu climate change, lebih spesifik seperti bagaimana respon negara-negara maju dalam transisi energy dan kaitannya dengan perspektif ekologi. Sebagai lulusan berlatarbelakang manajemen, topik ecological transition seperti ini benar-benar baru buat saya. Terlebih jika sudah membahas mengenai pentingnya kekayaan biodiversity, critical zones, bahkan lebih teknis seperti agro-ecology semakin membuat saya merasa bodoh di kelas hehehe.

Menyempatkan jalan jalan ke hutan di Compiègne


Terkadang pembahasan seperti ini membuat saya reflect back dengan kondisi Indonesia, yang juga terkena dampak dari perubahan iklim yang benar-benar terasa. Di bulan Desember ini misalnya, di negara tropis seperti Indonesia, bulan-bulan akhir tahun dulunya dikenal dengan musim penghujan. Namun akhir akhir ini nampaknya cuaca atau musim tidak mampu lagi diprediksi secara akurat karena diperburuk dengan efek climate crisis secara global. Dampaknya tentu kemana-mana: mulai dari produktifitas pertanian yang menurun, kekeringan, banjir sampai dislokasi pemukiman di pinggir pantai misalnya. Efek yang jika didalami terus menerus akan membuat eco-anxiety semakin tumbuh.


Sementara itu di Paris, efek itu juga berdampak pada cuaca disini. Yang awalnya saya berharap dapat bertemu salju di winter season seperti sekarang ini —yang katanya tahun lalu juga sempat turun di kota ini —sayang sekali tidak bisa saya rasakan. Hanya sesekali saja saya menjumpai beberapa butiran es itu turun dari langit, namun hanya sebentar karena tidak lama lagi langsung mencair. Meskipun belum berkesempatan bertemu dengan salju disini, saya tetap menikmati momen pertama kali merasakan transisi dari fall ke winter yang super super dingin! Meskipun sudah ada heater di kamar dan pakai jaket berlapis-lapis, tidak mampu menahan hawa dingin terutama di malam hari. Belum lagi kalau harus berangkat ke kampus pagi-pagi sekali, dengan kondisi masih gelap harus berjibaku menuju stasiun RER dan melawan dingin yang menusuk sampai ke tulang-tulang.

Salah satu sudut dekat asrama: pemandangan winter tanpa salju


Bagaimanapun juga saya merasa bersyukur bisa menikmati kesempatan ini, mendapat banyak insights baru dari dosen dan teman-teman, sekaligus merasakan langsung efek climate crisis yang dipelajari di kelas-kelas. It is always good to see the problems from multidisciplinary perspectives.


Terakhir, di akhir tahun seperti ini biasanya saya menulis highlight dan key lesson learned yang saya pelajari seperti di tahun-tahun sebelumnya, mungkin insha Allah akan saya tulis di post selanjutnya.


Sampai jumpa!

#onthenext
#travelyoung

#Onthenext2022

Komentar

Postingan Populer