Instellar’s Workshop Series (#1) – Impact Planning and Measurement


Banyak organisasi atau komunitas sosial yang belum mendefinisikan atau belum mengerti apa sebenarnya dampak yang ingin mereka capai dalam organisasi tersebut. Penting untuk mengetahui dengan jelas apa yang ingin kita capai dalam hal impact dan hal apa saja yang menjadi indikator yang menentukan tujuan itu sudah tercapai atau belum. Salah satu alasan kenapa kita perlu menentukan dan men-define impact dari organisasi kita adalah agar kita bisa mengkomunikasikan dengan pihak-pihak yang terkait yang bisa jadi potential partner untuk kolaborasi.
Ilustrasi: www.pexels.com

Ada beberapa tools yang bisa kita gunakan untuk merumuskan impact –yang juga dipakai dalam workshop-workshop di Instellar –yang semoga bisa menjadi referensi teman-teman social entrepreneur atau pegiat komunitas sosial dan NGO yaitu Logical Framework Approach (LFA), Theory of Change, Impact Model, Triple Bottom Line dan lainnya. Dari beberapa tools ini, menurut saya yang cukup mudah digunakan adalah Impact Model. Selain approach yang lebih sederhana, Impact Model juga lebih powerful untuk mengevaluasi apakah sebenarnya aktivitas organisasi kita sudah sejalan dengan impact yang ingin kita capai.
Apa saja komponen nya? Dan bagaimana cara memulai nya?

Dalam Impact Model Canvas, ada 5 komponen yang digunakan:
  1. Resources (How would you afford and get access to the right resources?)
  2. Activities (How would your activity system deliver the solution?)
  3. Outputs (What would be the immediate signs of things working out as planned?)
  4. Outcomes (What medium-run behavioral, social & economic effects should take place?)
  5. Impact (What long-run behavioural, social & economic effects should take place?)
Masing – masing dapat diisi menggunakan Impact Model Canvas seperti ini:

Impact Model Canvas by Business INSEAD School





Karena membutuhkan analisis yang mendalam, Impact Model Canvas ini akan tidak ideal jika selesai 2-3 jam, biasanya membutuhkan iterasi dengan waktu terus – menerus sampai menemukan alur atau chain yang tepat dan logic. Saran untuk teman-teman yang mencoba menggunakan canvas ini adalah setiap poin resources, activities, outputs, outcomes dan impact nya ke dalam satu post-it (satu poin satu post-it) kemudian ditempel dalam canvas ukuran A3, agar kalau kita punya ide baru bisa di-replace dengan mudah.

Berikut salah satu contoh dari Impact Model dari sebuah perusahaan yang memproduksi solar home lighting:

Contoh Impact Model Canvas


Dalam percobaan pertama membuat impact model ini, tentu tidak terlepas dari asumsi yang kita isikan pada setiap komponen-komponennya nya. Tugas kita selanjutnya adalah mengecek dan mevalidasi kembali asumsi-asumsi kita tersebut. Sudahkah aktivitas kita menghasilkan impact yang kita niatkan? Atau sudahkah resources yang kita punya benar-benar bisa kita akses dengan mudah?


Setelah draft impact model kita pertama selesai, saatnya mencoba men-define indikator yang kita gunakan sebagai measurement apakah goal atau impact kita tercapai atau belum. Indikator-indikator inilah yang bisa menjadi ‘impact statement’ kita yang bisa dikomunikasikan ke berbagai channel media kita dan ke pihak-pihak terkait. Caranya gimana? Coba kuantifikasi dari setiap output, outcomes dan juga impact dari canvas yang sudah kita buat. Contoh, let’s say impact yang ingin kita capai adalah meningkatkan pendapatan pengrajin bamboo di desa A, ada berapa banyak pengrajin yang ingin kita support? Atau ada berapa desa yang ingin kita bantu pengrajin bambunya? Ini bisa kita tentukan seberapa besar impact kita pada satu masalah tertentu, dan tentunya bisa kita ukur milestone yang bisa dibagi dalam beberapa periode.

Segitu dulu sharing soal impact model, rencananya tulisan #InstellarWorkshopSeries ini akan terus berkala membahas tentang workshop yang semoga berguna buat teman-teman social enterprises founders ataupun aspiring social entrepreneurs!

Komentar

Postingan Populer