Hello, Singapore!

Seperti biasa di penghujung tahun, biasanya saya membuat sebuah postingan khusus yang membahas highlight di tahun ini dan juga harapan di tahun berikutnya. Di penghujung tahun 2018 ini, saya juga akan mencoba sedikit me-reflect apa saja yang menjadi catatan dan pelajaran di tahun ini. Qadarullah di akhir tahun ini, tidak seperti biasanya, saya sedang berada di kampung halaman di Palu, dengan suasana yang sangat-sangat baru, kota Palu dengan wajah baru setelah bencana dahsyat di penghujung bulan September lalu.  Bagi saya, bisa  pulang lebih dari sekali selain di hari lebaran adalah sebuah pencapaian. Sesederhana itu.

Dan ternyata, tidak terasa kalau blog ini sudah mau berumur hampir 8 tahun! Hahaha. Tapi makin kesini sudah semakin sulit untuk menemukan waktu menulis lagi. Semoga 2019 bisa lebih banyak sharing melalui tulisan dan juga rencananya tahun depan bisa buat sebuah podcast yang temanya sedang saya pikirkan. Rencananya temanya tidak jauh dari soal social enterprise, entrepreneurship, koperasi, ekonomi islam, volunteerism dan juga curhat soal kerjaan.  Haha semoga saja bisa tercapai.

Oke, jadi di tahun 2018 ini salah satu highlight bagi saya adalah, 'main' ke Singapore. Sebuah catatan penting karena menjadi negara pertama yang saya kunjungi di luar Indonesia. Oh iya, ke Singapore ini sebenarnya bukan buat liburan, ada tugas negara dari Kantor untuk ikut workshop capacity building selama 5 hari. Tapi untungnya 5 hari itu tidak hanya belajar didalam kelas, tapi juga ada agenda jalan-jalannya. Ada banyak sekali ilmu baru yang didapat dalam workshop ini, bukan hanya bagaimana menjalankan sebuah program inkubasi yang impactful, tapi juga bagaimana membuat program inkubasi bisa sustain dari segi bisnis dan financial.

Topik topik seperti, selecting a stellar cohort, recruiting mentors, building and managing a strong team dan lain-lain diberikan dalam konsep yang berbeda-beda, tidak hanya one-way tapi banyak melibatkan diskusi dan brainstorming. Saya sendiri banyak belajar dari tim Frontier Incubator sebagai penyelenggara acara, bagaimana menjalankan sebuah workshop capacity building yang baik, yang bisa mengakomodasi semua kebutuhan peserta yang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Delivery yang dibawakan sangat customize dan benar-benar personal. Belum lagi kesempatan untuk networking dengan program partners –dimana mereka adalah inkubator/accelerator terbaik di berbagai belahan dunia –dan juga peserta inkubator lain dari Asia-Pasific. Dari workshop ini juga saya jadi tau kalau ada negara bernama Fiji dan Samoa! Ternyata kalau diliat di maps, negara mereka kecil sekali dan cukup jauh dari pulau lain. Orang-orangnya sangat ramah, enjoy dan terlihat bahagia sekali, seperti tidak ada beban.

Frontier Incubators Networks
Di singapura, saya juga menyempatkan jalan ke Bugis Street, Little India, Arab Street, dan China Town. Untuk transportasinya, kita bisa gunakan LRT (kereta bawah tanah) dengan harga cukup affordable. Ada juga bus, grab (saat saya disana belum ada gojek) dan juga taksi yang tentunya lebih mahal. Kalau punya budget terbatas, kita bisa jalan kaki kemana-mana karena pedestrian disini sangat super ramah! Alias ga akan ada tuh motor masuk ke trotoar pejalan kaki seperti di Jakarta haha. Seru sekali jalan kaki tanpa ada rasa was-was diserempet motor.

Kalau makanan, paling aman makan di Arab Street karena banyak pilihan makanan yang halal dan juga murah. Kalau mau lebih murah lagi, bisa main dan makan di daerah Little India dan cobain roti cane dan kari nya. Ini porsinya besar sekali dan mengenyangkan. 

Segitu dulu mungkin ceritasingkat di Singapura. Semoga ini menjadi Negara awal untuk journey ke Negara-Negara lainnya ditahun depan. Bismillah!

Komentar

Postingan Populer